Senin, 21 Oktober 2013

Catatan Tujuh Belas Bulan Farras


Telat sekali, sudah tujuh belas baru dibuatkan catatan. Ya, dari dulu memang ingin bikin catatan tumbuh kembang Farras. Sayangnya, keinginan itu baru tercapai. Alasannya klasik, sibuk (mencari-cari alasan tepatnya). Hehehe.

Nilai dan Sikap untuk Calon Pemimpin

Saya memang ibu muda, anak saya baru satu, Farras (17 bulan). Namun, usia muda dan pengalaman pertama menjadi ibu, tidak menjadikan saya pesimis dalam mendidik dan membesarkan sang buah hati. Sebaliknya, saya mempunyai optimism yang tinggi dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendidik dan membesarkannya. Modal saya yang utama adalah belajar. Saya terus belajar dan membuka diri terhadap ilmu dan pengalaman-pengalaman baru dalam mendidik anak.

Rabu, 16 Oktober 2013

Terhormat dengan Keindahan Fitri


Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan shalihah. (HR. Muslim)

Begitulah bunyi hadis yang seringkali kita dengar dari para ustaz dan penceramah. Saya sendiri merasa bahwa perempuan itu indah dengan sendirinya, atau dalam bahasa agama, keindahan perempuan adalah susuatu yang fitrah. Namun, keindahan yang sudah tercipta dari sononya ini bisa berkurang kalau tidak dirawat dan dijaga, dan begitu juga sebaliknya.

Selasa, 15 Oktober 2013

CATATAN TIGA TAHUN PERNIKAHAN


Desember nanti, usia pernikahan kami menginjak tiga tahun. Baru tiga tahun tepatnya. Kalau dibandingkan dengan perjalanan hidup manusia, tiga tahun itu masih sangat muda, bahkan masih balita. Orang bilang, masih seumur jagung dan bau kencur. Entah mengapa pepatah menggunakan kata jagung dan kencur untuk melambangkan usia muda, mengapa tidak kacang ijo atau jahe gitu? Aku sendiri tidak tau alasannya, dan bagiku itu tidak menjadi soal.

Sabtu, 27 Juli 2013

Minta Maaf pada Simbah



Inilah impian yang ingin saya wujudkan pada Ramadhan kali ini, entah ini Ramadhan ini terakhir bagiku atau (mudah-mudahan) masih bertemu lagi dengannya. Lebih-lebih bila ini adalah Ramadhan ini terakhir, maka, sekali lagi, aku ingin meminta maaf secara langsung pada simbah.

Hadiah Untuk Ibu dan Abah


Berangkat ke tanah suci adalah impian terbesar orang tuaku, terutama abah. Tentu saja ini bukan keinginan ringan yang mudah dicapai. Berangkat haji memerlukan banyak persiapan, mulai dari mental, spiritual, tentunya persiapan finansial.
Untuk abah dan ibu, persiapan mental dan spiritual mungkin lebih mudah dilakukan, modalnya hanya satu, yaitu jiwa. Namun untuk persiapan yang terakhir, ini yang menjadi kendala selama ini.

Kami bukan termasuk keluarga kaya raya, tapi juga enggan rasanya disebut keluarga miskin. Mungkin berada di antara keduanyalah posisi kami.

Jumat, 26 Juli 2013

SOSOK PEMBACA AYAT AL-QUR’AN DI ISTANA NEGARA MALAM INI: Firdaus

Firda, Hayatun, Aku, Anak Mbak Firda, Mbaknya Mbak Firda


Namanya Siti Badiatul Firdos,asal Kebumen. Tapi kalau berkenalan langsung dengan dia, maka yang terdengar dari namanya adalah SITI BADINGATUL FIRDOS. (hehehe, maaf ya bu) Dari status FB yang aku baca dua hari yang lalu, dia menuliskan kalau mendapat juara MTQ RRI dan hadianya adalah umroh yang silimpahkan kepada ibunya. Tulisnya lagi, dia akan melantunkan ayat suci al-Quran pada peringatan Nuzulul Qur’an di Istana Negara. Waw...... akhirnya, ketemu presiden juga temanku ini.

Rabu, 24 Juli 2013

Jadian Yuk!


“Kalau begitu, kita jadian saja.” Katanya di ujung telpon.

“Jadian? Untuk apa?” Tanyaku dengan nada tertawa untuk menutupi rasa kagetku.

“Ya untuk menikahlah. Masa untuk pacaran. Kita ini sudah tua, tidak masanya lagi pacaran-pacaran. Lagian kalau ketahuan simbah, bisa bahaya. Pokoknya lebaran nanti, aku akan melamarmu, Mbak.”

“Hahahaha.... Masa iya aku menikah dengan adik sepupuku sendiri? Emang di dunia ini tidak ada yang lain?” Gurauku lagi.

“Aku serius, Mbak. Ini tidak main-main.” Jawabnya tegas.

“Kalau serius, ayo maju! Siapa takut?” Tantangku.

“Mulai saat ini, aku akan memanggilmu ‘adek’, tidak ‘mbak’ lagi.” Katanya lagi.

Minggu, 21 Juli 2013

Baju Baru untuk Lebaran



Dulu, ketika kami semua masih kecil, bulan puasa adalah bulan yang kami nanti-nanti. Kami akan mendapatkan baju baru, sesuatu yang tidak kami dapatkan di luar bulan puasa. Baju itu akan kami kenakan saat lebaran nanti.

Karena kondisi ekonomi keluarga yang terbatas saat itu, bisa dikatakan orang tua kami memang sedikit “pelit” untuk urusan selain buku. Kami tidak bisa mendapatkan apa yang kami inginkan dengan mudah selain buku. Jadi untuk mendapatkan baju baru, kami harus menunggu datangnya bulan puasa. Itupun bukan baju yang beli jadi, tapi baju yang dijahit sendiri oleh abah. Alasannya sederhana, ongkos menjahit baju sendiri leboh murah daripada membeli baju jadi.

Kalung Emas untuk Mira


Haji Jalal hanya bisa merenung melepas keranda jenazah Mira, cucu yang meninggal setelah melahirkan putranya. Ia merasa tak rela dengan kepergian Mira untuk selamanya itu.

Berhari-hari ia tetap merenung dan memikirkan Mira. Ia telah berbuat kurang adil dengan cucunya itu. Ia tidak memberikan kalung emas saat pernikahan Mira, seperti yang ia berikan kepada cucu-cucunya yang lain. Tapi, semua sudah terlambat. Mira telah pergi.


Minggu, 23 Juni 2013

Pengalaman Pendidikan dari Orang Tua



“Jangan manjain anakmu Nduk. Contoh Abahmu dalam mendidik!” Begitu pesan ibu sewaktu mengunjungi Farras di rumah Lampung untuk pertama kalinya.

Farras adalah cucu pertama di keluargaku. Tentu banyak nasehat-nasehat ibu dan abah juga kedua mertuaku dalam mendidik Farras. Namun, bagi kami, nasehat yang sesungguhnya adalah teladan, bahwa apa yang telah orang tua kami lakukan dalam mendidik kami itulah nasehat yang bernilai dan itu yang akan kami lakukan selanjutnya. Tentunya kami pun harus menyesuaikan niali-nilai tersebut dengan metode yang sesuai dengan anak.

Sabtu, 22 Juni 2013

Takdir Yang Kutau [II]



seorang sahabat menelponku pagi ini.
”eh, aku jadi bingung dengan antum mbak zuh. dulu antum yang bilang kalau takdir itu memilih. tapi tulisan antum yang berjudul ”takdir” membuatku tidak semangat. padahal setelah aku tau bahwa takdir itu memilih, aku semangat dalam hidup. atau memang ada tulisan lanjutannya?”

Jumat, 21 Juni 2013

Takdir yang Kutau [1]


dihempas gelombang 
dilemparkan angin terkisah, 
ku bersedih ku bahagia 
di indah dunia yang berakhir sunyi 
langkah kaki di dalam rencana-Nya 
semua berjalan dalam kehendak-Nya 
nafas hidup, cinta, dan segalanya 

Gilanya Dunia Pendidikan


Kompas melaporkan, PTS banyak t”tidak laku” karena kualitas. PTS pun ”laris manis” karena kualitas. Artinya PTS harus bersaing dalam kulitasnya bila ingin ”laku” dan “diserbu pembeli”. Kualitas yang dimakasud adalah bukti kongkrit sang PTS dalam pemberian jaminan kepada calon pembeli ketika mereka sudah lulus dari PTS tersebut. Maka jangan heran bila ada iklan tempel yang tersebar di angkot, stasiun, tempat umum lainnya, bahkan toilet umum yang menyajikan deretan tulisan janji-janji kongkrit tersebut. Misalnya, ”MAU LANGSUNG KERJA? KULIAH SAJA DI PERGURUAN TINGGI X!” Ada juga iklan jamu tradisional, ”KULIAH DI PT X DIJAMIN LANGSUNG KERJA. DENGAN JAMINAN UANG KEMBALI.” Dan beragam iklan-iklan lainnya. Semua disajikan secara vulgar layaknya iklan-iklan pruduk kosmetik dan alat kecantikan lainnya.

Sabtu, 15 Juni 2013

Satu Dekade di Rantauan



Pergi merantau. Sumber gambar : muda.kompasiana.com

Besok, rencananya suami akan mengajak kami jalan-jalan (entah ke mana, paling-paling menikmati soto Lamongan di Jalan Gajah Mada. Hehehhehe). Katanya, ini untuk merayakan satu dekade perantauan. Ceritanya, suami pertama kali menginjakkan kaki di sini tepat pada tanggal 15 Juni 2003, tepat 10 tahun yang lalu. Mengawali perantauan dengan ikut membantu berdagang di tempat bulek, pindah ke tempat paklek yang lain, sampai akhirnya bisa membuka usaha sendiri bersama kakak. Kuliah dan lulus dan akhirnya memegang sendiri usaha yang telah dirintis. Lanjut menikah dan tinggal di rumah kontrakan selama satu tahun. Tahun kedua mulai

Kamis, 06 Juni 2013

Choose One Chair!


Minggu kemarin aku mendapat undangan untuk hadir di acara Pelantikan Pengurus PWNU Lampung sebagai wakil dari pengurus IPPNU Wilayah Lampung. Sebenarnya aku ingin sekali hadir di acara tersebut karena sudah lama sekali aku tidak menghadiri acara semacam itu sejak kepindahan aku ke Lampung. Terakhir aku hadir di acara seperti itu saat usia kehamilan Farras 7 bulan, di mana aku sendiri yang dilantik di Tangerang Selatan oleh Ibu Airin.

Sabtu, 01 Juni 2013

Bebaskan Anak Bereksplorasi


Di tahun kedua pernikahan kami, aku dianugerahi kehamilan yang sehat dan nyaris tanpa ada kendala sedikitpun. Aku tidak mengalami morning sickness¸ tidak nyidam, tidak lemas, nafsu makan sangat baik, bahkan terlihat lebih bersemangat dibanding sebelumnya. Selama tujuh bulan kehamilan, aku masih harus menyelesaikan kuliahku. Aku begitu bersemangat, naik turun tangga kampus, berjalan cepat ketika jam kuliah mepet, dan tidur larut malam ketika harus menyelesaikan tugas. Hingga akhirnya aku lulus ujian proposal tesis di usia tujuh bulan kandungan. Setelah itu aku pun istirahat dari perkuliahan dan fokus berlatih fisik untuk persiapan persalinan.

Rabu, 29 Mei 2013

Muhammad Farras Fakhrurrazy


Muhammad Farras Fakhrurrazy

Akhirnya, abahmu memilih nama ini untukmu sayang, setelah beberapa nama terjejer di hadapan kami. Nama itu adalah harapan kami untukmu agar kelak kau bisa menjadi harapan seperti makna dalam nama itu.

Senin, 27 Mei 2013

Ibu Rumah Tangga Sebagai Profesi

Dalam sebuah laporan yang dituliskan Kompas (6/11/2004), para aktivis perempuan memprotes Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan atas slogan “Masa depan Indonesia bergantung pada kemampuan asuh para ibu terhadap anak-anaknya,” yang disampaikan dalam suatu pertemuan antara para aktivis perempuan dan Menteri Meutia Hatta di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Menteri menjelaskan bahwa ada budaya nasional yang memuliakan perempuan, yaitu perempuan sebagai ibu. Kementrian PP ingin mene gaskan bahwa masa depan Indonesia bergantung pada kemampuan asuh ibu-ibu Indonesia terhadap anak-anak mereka. Para ibulah yang mencetak ketangguhan bangsa di masa depan.

Kamis, 25 April 2013

Buku: Arah Baru Gerakan Feminisme


Pembahasan tentang feminisme akan selalu menjadi isu yang menarik kendati waktu telah berganti-ganti. Berbagai kajian selalu dilakukan setiap generasi atas nama satu gerakan ini. Isu yang berkembang di dalamnya pun akan selalu seiring dengan perjalanan zaman dan situasi yang terjadi.






Menelusuri Jejak Kartini


Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai  salah satu Hari Nasional. Tanggal tersebut dirujuk kepada tanggal kelahiran Raden Ajeng Kartini, seorang pahawan perempuan yang berjuang dengan pena dalam upaya kebangkitan nasional. Sayangnya, kepahlawanan R.A. Kartini sebagai perintis nasionalisme ini kurang dikenal dalam sejarah daripada ketenaran namanya sebagai perintis emansipasi perempuan di Indonesia ini. Padahal kalau kita membaca ketajaman pena-pena R.A. Kartini melalui surat-suratnya, kita akan mendapati semangat nasionalisme yang kuat padanya.

Ibu Sebagai Madrasah Pertama



Allah swt. telah mengajarkan kita untuk mendoakan kedua orang tua kita dengan: “Allahumma ighfirlii dzunuubii wa liwaalidayya wa irham humaa kamaa rabbayanii shaghiraa.?” Dari doa tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa antara ayah –laki-laki- dan ibu –perempuan- keduanya mempunyai peran yang sama penting dalam pendidikan seorang anak.