Minggu, 23 Juni 2013

Pengalaman Pendidikan dari Orang Tua



“Jangan manjain anakmu Nduk. Contoh Abahmu dalam mendidik!” Begitu pesan ibu sewaktu mengunjungi Farras di rumah Lampung untuk pertama kalinya.

Farras adalah cucu pertama di keluargaku. Tentu banyak nasehat-nasehat ibu dan abah juga kedua mertuaku dalam mendidik Farras. Namun, bagi kami, nasehat yang sesungguhnya adalah teladan, bahwa apa yang telah orang tua kami lakukan dalam mendidik kami itulah nasehat yang bernilai dan itu yang akan kami lakukan selanjutnya. Tentunya kami pun harus menyesuaikan niali-nilai tersebut dengan metode yang sesuai dengan anak.

Sabtu, 22 Juni 2013

Takdir Yang Kutau [II]



seorang sahabat menelponku pagi ini.
”eh, aku jadi bingung dengan antum mbak zuh. dulu antum yang bilang kalau takdir itu memilih. tapi tulisan antum yang berjudul ”takdir” membuatku tidak semangat. padahal setelah aku tau bahwa takdir itu memilih, aku semangat dalam hidup. atau memang ada tulisan lanjutannya?”

Jumat, 21 Juni 2013

Takdir yang Kutau [1]


dihempas gelombang 
dilemparkan angin terkisah, 
ku bersedih ku bahagia 
di indah dunia yang berakhir sunyi 
langkah kaki di dalam rencana-Nya 
semua berjalan dalam kehendak-Nya 
nafas hidup, cinta, dan segalanya 

Gilanya Dunia Pendidikan


Kompas melaporkan, PTS banyak t”tidak laku” karena kualitas. PTS pun ”laris manis” karena kualitas. Artinya PTS harus bersaing dalam kulitasnya bila ingin ”laku” dan “diserbu pembeli”. Kualitas yang dimakasud adalah bukti kongkrit sang PTS dalam pemberian jaminan kepada calon pembeli ketika mereka sudah lulus dari PTS tersebut. Maka jangan heran bila ada iklan tempel yang tersebar di angkot, stasiun, tempat umum lainnya, bahkan toilet umum yang menyajikan deretan tulisan janji-janji kongkrit tersebut. Misalnya, ”MAU LANGSUNG KERJA? KULIAH SAJA DI PERGURUAN TINGGI X!” Ada juga iklan jamu tradisional, ”KULIAH DI PT X DIJAMIN LANGSUNG KERJA. DENGAN JAMINAN UANG KEMBALI.” Dan beragam iklan-iklan lainnya. Semua disajikan secara vulgar layaknya iklan-iklan pruduk kosmetik dan alat kecantikan lainnya.

Sabtu, 15 Juni 2013

Satu Dekade di Rantauan



Pergi merantau. Sumber gambar : muda.kompasiana.com

Besok, rencananya suami akan mengajak kami jalan-jalan (entah ke mana, paling-paling menikmati soto Lamongan di Jalan Gajah Mada. Hehehhehe). Katanya, ini untuk merayakan satu dekade perantauan. Ceritanya, suami pertama kali menginjakkan kaki di sini tepat pada tanggal 15 Juni 2003, tepat 10 tahun yang lalu. Mengawali perantauan dengan ikut membantu berdagang di tempat bulek, pindah ke tempat paklek yang lain, sampai akhirnya bisa membuka usaha sendiri bersama kakak. Kuliah dan lulus dan akhirnya memegang sendiri usaha yang telah dirintis. Lanjut menikah dan tinggal di rumah kontrakan selama satu tahun. Tahun kedua mulai

Kamis, 06 Juni 2013

Choose One Chair!


Minggu kemarin aku mendapat undangan untuk hadir di acara Pelantikan Pengurus PWNU Lampung sebagai wakil dari pengurus IPPNU Wilayah Lampung. Sebenarnya aku ingin sekali hadir di acara tersebut karena sudah lama sekali aku tidak menghadiri acara semacam itu sejak kepindahan aku ke Lampung. Terakhir aku hadir di acara seperti itu saat usia kehamilan Farras 7 bulan, di mana aku sendiri yang dilantik di Tangerang Selatan oleh Ibu Airin.

Sabtu, 01 Juni 2013

Bebaskan Anak Bereksplorasi


Di tahun kedua pernikahan kami, aku dianugerahi kehamilan yang sehat dan nyaris tanpa ada kendala sedikitpun. Aku tidak mengalami morning sickness¸ tidak nyidam, tidak lemas, nafsu makan sangat baik, bahkan terlihat lebih bersemangat dibanding sebelumnya. Selama tujuh bulan kehamilan, aku masih harus menyelesaikan kuliahku. Aku begitu bersemangat, naik turun tangga kampus, berjalan cepat ketika jam kuliah mepet, dan tidur larut malam ketika harus menyelesaikan tugas. Hingga akhirnya aku lulus ujian proposal tesis di usia tujuh bulan kandungan. Setelah itu aku pun istirahat dari perkuliahan dan fokus berlatih fisik untuk persiapan persalinan.