Inilah impian yang ingin saya wujudkan pada Ramadhan kali
ini, entah ini Ramadhan ini terakhir bagiku atau (mudah-mudahan) masih bertemu
lagi dengannya. Lebih-lebih bila ini adalah Ramadhan ini terakhir, maka, sekali
lagi, aku ingin meminta maaf secara langsung pada simbah.
Dalam hati, masih sering ada rasa sakit hati pada simbah
karena perlakuan simbah yang sering membeda-bedakan kami, cucu-cucunya. Aku merasa
seperti cucu tiri, meski sebenarnya kami semua adalah cucu kandungnya. Perasaan
ini ada sejak aku kecil hingga saat ini. Karena itulah aku sering ngedumel, marah-marah sendiri, bahkan
terkadang berkata tidak baik tentang simbah.
<!--more-->
<!--more-->
Kalau sedang pulang kampung, aku memang bersikap baik di
depannya. Tapi aku tidak bisa berpura-pura baik. Ya, hanya sikap kaku untuk
menahan bersikap buruk di depannya. Yang terbayang di kepalaku adalah bagaimana
sikapnya yang memperkerjakan aku dan adik-adikku seperti buruh di sawah
sementara sepupu-sepupu kami yang lain bebas bermain. Yang terkenang di benakku adalah
bagaimana sikpanya memberikan makanan sisa untukku dan keluargaku sementara
makanan terbaik selalu diberikan kepada sepupu-sepupu kami. Yang terlintas
adalah pemberian kalung emas untuk sepupu-sepupuku saat mereka menikah dan itu
tidak pernah terjadi di pernikahanku.
Aku ingin menghapus semua kenangan itu meski tidak mudah. Dan
mudah-mudahan dengan meminta maaf secara tulus kepadanya di akhir Ramadhan
tahun ini, beban-beban sakit hati itu akan hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar