Farras
sangat suka menyanyi meski pengucapan liriknya belum begitu jelas. Beberapa
lagu sudah dihafalnya, seperti lagu Balonku, Kereta Api, Hujan, Naik-naik ke
Puncak Gunung, Bintang Kecil, Pelangi-pelangi, Topi Saya Bundar, Bangun Pagi,
Burung Kaka Tua, Cicak-cicak di Dinding, Dua Mata Saya, Kring-kring, Naik
Delman, Satu-satu, dan beberapa lagu gubahan yang biasanya dipakai di TPA,
seperti lagu-lagu Bahasa Arab, Inggris, dan lagu-lagu gubahan lainnya.
Kemampuan
Farras menghafal lagu memang bagus. Dua atau tiga kali diperdengarkan sebuah
lagu, Farras pasti sudah bisa menirukan. Saya sendiri tidak mempunyai sura yang
bagus, tapi tetap saja Farras selalu minta saya menyanyi. Kalau semua lagu
sudah dinyanyikan, dia minta lagu yang lain.
Lalu
apa manfaatnya? Tentu saja sangat banyak dan sudah banyak artikel yang membahas
tentang manfaat lagu pagi perkembangan anak usia dini. Ada yang bilang bahwa
terdapat keterkaitan yang kuat antara musik dan intelegensi anak, bahwa
kecerdasan musikal berpengaruh terhadap kecerdasan-kecerdasan lainnya. Saya sih
tidak begitu mempedulikan hal-hal yang begitu. Bagi saya, menyanyi membuat hati
riang, saya senang, Farras pun riang. Itu saja sudah cukup bagi saya. Kalau ada
bonus-bonus lain, seperti bonus kecerdasan lainnya, itu mah alhamdulillah.
Manfaat
pribadi yang saya rasakan sih sangat banyak. Misalnya, saya lebih mudah
membangunkan Farras. Biasanya saya membangunkan Farras dengan lagu Anak Mandiri
(Nada Doraemon).
Aku bangun
sendiri
Aku mandi sendiri
Selanjutnya aku
pakai baju sendiri
Semuanya
kulakukan dengan senang hati
Karna aku adalah
anak yang mandiri
Farras yang masih
mengantuk biasanya langsung menyaut kalau saya sudah menyanyikan lagu itu. Tidak
ada acara teriak-teriak, tangis-tangisan, atau bentak-bentakan di pagi hari. Justru
sebaliknya, setiap hari terlewati dengan awal yang indah dan senyuman. Farras
pun kemudian membaca doa bangun tidur dan artinya tanpa merasa terpaksa sedikit
pun.
Contoh lain
mengajarkan doa dengan lagu juga menjadi mudah. Dengan cepat Farras menghafal
lagu doa sesudah makan dan lagu kebaikan dunia akhirat karena kedua lagu itu
bernada. Sangat berbeda kalau saya mengajarkan doa tanpa nada, yang biasanya
membutuhkan waktu yang lebih lama.
Mendidik dengan
lagu, jangan ditanya lagi. Saya biasanya mencoba menanamkan nilai-nilai agama
dan akhlak pun dengan lagu. Misalnya, saya menyanyikan lagu Tik..tik.. bunyi
hujan atau lagu Pelangi-pelangi dengan menggambar dan mewarnai. Saya menggambar
hujan, rumah, gunung, pohon, sambil menyanyi. Nah, setelah acara menyanyi
selesai, saya menceritakan, kalau semua itu, baik hujan, pelangi, pohon,
gunung, itu ciptaan Allah. Mungkin di usia Farras ini belum memahami. Tapi pengenalan
akan keesaan Allah dengan suasana riang gembira (bukan sekedar doktrin), bagi
saya sangat penting untuk membangun pondasi keimanannya.
Gambar ketika menyanyi Tik..tik.. Bunyi Hujan |
Bagi Farras
sendiri, saya melihat imajinasinya dan daya ingatnya terasah dengan tajam
karena terbiasa dengan lagu. Ketika melihat bintang di malam hari, dia pernah berkata,
‘Bu, intan ecil,
di angit yang inggi, amat banyak hias angkaca. Bu, Ais inin ubang dan menayi di
cana. (Bu, bintang kecil, di langit yang tinggi. Amat banyak menghias angkasa. Bu,
Farras ingin terbang dan menari di sana).” Saya sampai terperangah mendengar
ocehannya. Begitu juga ketika kami ajak Farras jalan-jalan keliling tempat
tinggal kami melalui perbukitan (rumah kami berada di antara banyak
perbukitan), Farras pun langsung bernyanyi lagu Naik-naik ke Puncak Gunung. Dia
pun bertanya, “ana ohon emaya, bu? (Mana pohon cemara, bu?)”
Sayangnya, saya
kok tidak bisa memainkan alat musik sama sekali. Coba saja saya bisa, pasti
lebih seru. Hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar