Sabtu, 29 November 2014

Beraktivitas dengan Lagu

Farras sangat suka menyanyi meski pengucapan liriknya belum begitu jelas. Beberapa lagu sudah dihafalnya, seperti lagu Balonku, Kereta Api, Hujan, Naik-naik ke Puncak Gunung, Bintang Kecil, Pelangi-pelangi, Topi Saya Bundar, Bangun Pagi, Burung Kaka Tua, Cicak-cicak di Dinding, Dua Mata Saya, Kring-kring, Naik Delman, Satu-satu, dan beberapa lagu gubahan yang biasanya dipakai di TPA, seperti lagu-lagu Bahasa Arab, Inggris, dan lagu-lagu gubahan lainnya.

Kemampuan Farras menghafal lagu memang bagus. Dua atau tiga kali diperdengarkan sebuah lagu, Farras pasti sudah bisa menirukan. Saya sendiri tidak mempunyai sura yang bagus, tapi tetap saja Farras selalu minta saya menyanyi. Kalau semua lagu sudah dinyanyikan, dia minta lagu yang lain.

Lalu apa manfaatnya? Tentu saja sangat banyak dan sudah banyak artikel yang membahas tentang manfaat lagu pagi perkembangan anak usia dini. Ada yang bilang bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara musik dan intelegensi anak, bahwa kecerdasan musikal berpengaruh terhadap kecerdasan-kecerdasan lainnya. Saya sih tidak begitu mempedulikan hal-hal yang begitu. Bagi saya, menyanyi membuat hati riang, saya senang, Farras pun riang. Itu saja sudah cukup bagi saya. Kalau ada bonus-bonus lain, seperti bonus kecerdasan lainnya, itu mah alhamdulillah.

Manfaat pribadi yang saya rasakan sih sangat banyak. Misalnya, saya lebih mudah membangunkan Farras. Biasanya saya membangunkan Farras dengan lagu Anak Mandiri (Nada Doraemon).

Aku bangun sendiri
Aku mandi sendiri
Selanjutnya aku pakai baju sendiri
Semuanya kulakukan dengan senang hati
Karna aku adalah anak yang mandiri

Farras yang masih mengantuk biasanya langsung menyaut kalau saya sudah menyanyikan lagu itu. Tidak ada acara teriak-teriak, tangis-tangisan, atau bentak-bentakan di pagi hari. Justru sebaliknya, setiap hari terlewati dengan awal yang indah dan senyuman. Farras pun kemudian membaca doa bangun tidur dan artinya tanpa merasa terpaksa sedikit pun.

Contoh lain mengajarkan doa dengan lagu juga menjadi mudah. Dengan cepat Farras menghafal lagu doa sesudah makan dan lagu kebaikan dunia akhirat karena kedua lagu itu bernada. Sangat berbeda kalau saya mengajarkan doa tanpa nada, yang biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama.  

Mendidik dengan lagu, jangan ditanya lagi. Saya biasanya mencoba menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak pun dengan lagu. Misalnya, saya menyanyikan lagu Tik..tik.. bunyi hujan atau lagu Pelangi-pelangi dengan menggambar dan mewarnai. Saya menggambar hujan, rumah, gunung, pohon, sambil menyanyi. Nah, setelah acara menyanyi selesai, saya menceritakan, kalau semua itu, baik hujan, pelangi, pohon, gunung, itu ciptaan Allah. Mungkin di usia Farras ini belum memahami. Tapi pengenalan akan keesaan Allah dengan suasana riang gembira (bukan sekedar doktrin), bagi saya sangat penting untuk membangun pondasi keimanannya.

Gambar ketika menyanyi Tik..tik.. Bunyi Hujan

Bagi Farras sendiri, saya melihat imajinasinya dan daya ingatnya terasah dengan tajam karena terbiasa dengan lagu. Ketika melihat bintang di malam hari, dia pernah berkata,

‘Bu, intan ecil, di angit yang inggi, amat banyak hias angkaca. Bu, Ais inin ubang dan menayi di cana. (Bu, bintang kecil, di langit yang tinggi. Amat banyak menghias angkasa. Bu, Farras ingin terbang dan menari di sana).” Saya sampai terperangah mendengar ocehannya. Begitu juga ketika kami ajak Farras jalan-jalan keliling tempat tinggal kami melalui perbukitan (rumah kami berada di antara banyak perbukitan), Farras pun langsung bernyanyi lagu Naik-naik ke Puncak Gunung. Dia pun bertanya, “ana ohon emaya, bu? (Mana pohon cemara, bu?)”

Sayangnya, saya kok tidak bisa memainkan alat musik sama sekali. Coba saja saya bisa, pasti lebih seru. Hehehe.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar