Sabtu, 01 Juni 2013

Bebaskan Anak Bereksplorasi


Di tahun kedua pernikahan kami, aku dianugerahi kehamilan yang sehat dan nyaris tanpa ada kendala sedikitpun. Aku tidak mengalami morning sickness¸ tidak nyidam, tidak lemas, nafsu makan sangat baik, bahkan terlihat lebih bersemangat dibanding sebelumnya. Selama tujuh bulan kehamilan, aku masih harus menyelesaikan kuliahku. Aku begitu bersemangat, naik turun tangga kampus, berjalan cepat ketika jam kuliah mepet, dan tidur larut malam ketika harus menyelesaikan tugas. Hingga akhirnya aku lulus ujian proposal tesis di usia tujuh bulan kandungan. Setelah itu aku pun istirahat dari perkuliahan dan fokus berlatih fisik untuk persiapan persalinan.

Tak terasa hari persalinan pun tiba. Semua berjalan begitu mudah. Hanya butuh waktu dua setengah jam dari rasa sakit hingga akhirnya bayi pertama kami lahir dengan selamat. Kami memberinya nama Farras yang artinya anak yang sangat cerdas.
Dalam tiap perkembangannya, Farras tidak banyak membuat repot. Hanya sesekali saja mengajak begadang ibu ayahnya. Dia juga jarang sakit karena aku dan suami menerapkan pola hidup alami, memberikan ASI eksklusif, membuat makanan homemade untuk MP-ASI nya, dan lainnya.

Hingga kini Farras berusia 13 bulan. Mengagumkan sekali pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya. Farras sudah tumbuh enam gigi, belajar berjalan merambat di perabot rumah, dan sudah bisa mengucapkan beberapa kata, seperti “abah” (panggilan untuk ayah), “ibu”, “mbah”, dan sangat cerewet.

Dalam hal pendidikan dan pengasuhan, kami berusaha untuk tidak banyak melarang berbagai eksplorasi yang dilakukan Farras, selama eksplorasi itu tidak membahayakannya. Seperti bermain di luar, bermain di lumpur, bermain di pasir, bermain alat-alat dapur, dan lainnya. Tentu saja, aku selalu berada di sampingnya.

Seperti kejadian kemarin sore, setelah hujan turun, halaman rumah kami masih digenangi air. Dengan merangkak cepat, Farras keluar rumah dan menuju ke kubangan. Dia bermain air dan tanah basah dengan riang.

Biasanya, ketika aku sudah selesai mengerjakan pekerjaan di dapur, aku akan sempatkan Farras bermain di luar rumah, dan itu sangat membuat dia senang. Dia akan bermain batu, rumput, dan juga tanah.

Farras memang masih 13 bulan, tapi prilaku kreatifnya sudah terlihat. Dia akan memainkan alat-alat dapur, seperti piring plastik, tutup teko plastik, atau nampan plastik untuk dijadikan mobil-mobilan. Dia sering mendorong alat-alat itu sambil bunyi, “ngeeeeeeeeeeeeeeng....ngeeeng...ngeeng.”

Bagi kami, eksplorasi anak bisa membantu stimulasi kecerdasannya. Menjaga anak untuk terus terlihat bersih dengan melarang anak melakukan ini dan itu hanya akan membuatnya menjadi penakut dan kurang kreatif. Begitulah prinsip kami. Masalah baju kotor, rumah berantakan dan berserakan, bagi kami lebih mudah diatasi dibanding kami harus kehilangan sikap-sikap positif anak di masa depan.


2 komentar: